KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana) Pasal 26, Pasal 27,
Pasal 28, Pasal 29, dan Pasal 30
Pasal 26
(1)
Hakim
pengadilan negeri yang mengadili perkara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84,
guna kepentingan pemeriksaan berwenang mengeluarkan surat perintah penahanan
untuk paling lama tiga puluh hari.
(2)
Jangka
waktu sebagaimana tersebut pada ayat (1) apabila diperlukan guna kepentingan
pemeriksaan yang belum selesai, dapat diperpanjang oleh ketua pengadilan negeri
yang bersangkutan untuk paling lama enam puluh hari.
(3)
Ketentuan
sebagaimana tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) tidak menutup kemungkinan
dikeluarkannya terdakwa dari tahanan sebelum berakhir waktu penahanan tersebut,
jika kepentingan pemeriksaan sudah terpenuhi.
(4)
Setelah
waktu sembilan puluh hari walaupun perkara tersebut belum diputus, terdakwa
harus sudah dikeluarkan dan tahanan demi hukum.
Pasal 27
(1)
Hakim
pengadilan tinggi yang mengadii perkara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87,
guna kepentingan pemeriksaan banding berwenang mengeluarkan surat perintah
penahanan untuk paling lama tiga puluh hari.
(2)
Jangka
waktu sebagaimatia tersebut pada ayat (1) apabila diperlukan guna kepentingan
pemeriksaan yang belum selesai, dapat diperpanjang oleh ketua peiigadilan
tinggi yang bersangkutan untuk paling lama enam puluh hari.
(3)
Ketentuan
sebagaimana tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) tidak menutup kemungkinan
dikeluarkannya terdakwa dan tahanan sebelum berakhir waktu penahanan tersebut
jika kepentingan pemeriksaan sudah terpenuhi.
(4)
Setelah
waktu sembilan puluh hari walaupun perkara tersebut belum diputus, terdakwa
harus sudah dikeluarkan dan tahanan demi hukum.
Pasal 28
(1)
Hakim
Mahkamah Agung yang mengadili perkara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88, guna
kepentingan pemeriksaan kasasi berwenang mengeluarkan surat perintah penahanan
untuk paling lama lima puluh hari.
(2)
Jangka
waktu sebagaimana tersebut pada ayat (1) apabila diperlukan guna kepentingan
pemeriksaan yang belum selesai, dapat diperpanjang oleh Ketua Mahkamah Agung
untuk paling lama enam puluh hari.
(3)
Ketentuan
sebagaimana tersebut pada ayat (1) dan ayat (2) tidak menutup kemungkinan
dikeluarkannya terdakwa dari tahanan sebelum berakhir waktu penahanan tersebut,
jika kepentingan pemeriksaan sudah terpenuhi.
(4)
Setelah
waktu seratus sepuluh hari walaupun perkara tersebut belum diputus, terdakwa
harus sudah dikeluarkan dan tahanan demi hukum.
Pasal 29
(1)
Dikecualikan
dan jangka waktu penahanan sebagahnana tersebut pada Pasal 24, Pasal 25, Pasal
26, Pasal 27 dan Pasal 28, guna kepentingan pemeriksaan, penahanan terhadap
tersangka atau terdakwa dapat diperpanjang berdasar alasan yang patut dan tidak
dapat dihindarkan karena:
a.
tersangka
atau terdakwa menderita gangguan fisik atau mental yang berat, yang dibuktikan
dengan surat keterangan dokter, atau
b.
perkara
yang sedang diperiksa diancam dengan pidana penjara sembilan tahun atau lebih.
(2)
Perpanjangan
tersebut pada ayat (1) diberikan untuk paling lama tiga puluh hari dan dalam
hal penahanan tersebut masih diperlukan, dapat diperpanjang lagi untuk paling
lama tiga puluh hari.
(3)
Perpanjangan
penahanan tersebut átas dasar permintaan dan Iaporan pemeriksaan dalam tingkat:
a.
penyidikan
dan penuntutan diberikan oleh ketua pengadilan negeri;
b.
pemeriksaan
di pengadilan negeri diberikan oIeh ketua pengadilan tinggi;
c.
pemeriksaan
banding diberikan oleh Mahkamah Agung;
d.
pemeriksaan
kasasi diberikan oleh Ketua Mahkamah Agung.
(4)
Penggunaan
kewenangan perpanjangan penahanan oleh pejabat tersebut pada ayat (3) dilakukan
secara bertahap dan dengan penuh tauggung jawab.
(5)
Ketentuan
sebagaimana tersebut pada ayat (2) tidak menutup kemungkinan dikeluarkannya
tersangka atau terdakwa dari tahanan sebelum berakhir waktu penahanan tersebut,
jika kepentingan pemeriksaan sudah dipenuhi.
(6)
Setelah
waktu enam puluh hari, walaupun perkara tersebut belum selesai diperiksa atau
belum diputus, tersangka atau terdakwa harus sudah dikeluarkan dari tahanan
demi hukum.
(7)
Terhadap
perpanjangan penahanan tersebut pada ayat (2) tersangka atau terdakwa dapat
mengajukan keberatan dalam tingkat:
a.
penyidikan
dan penuntutan kepada ketua pengadilan tinggi;
b.
pemeriksaan
pengadilan negeri dan pemeriksaan banding kepada Ketua Mahkamah Agung.
Pasal 30
Apabila
tenggang waktu penahanan sebagaimana tersebut pada Pasal 24, Pasal 25, Pasal
26, Pasal 27 dan Pasal 28 atau perpanjangan penahanan sebagaimana tersebut pada
Pasal 29 ternyata tidak sah, tersangka atau terdakwa berhak minta ganti
kerugian sesuai dengan ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 95 dan Pasal 96.