BAB XVII
PEMISAHAN HARTA
PENINGGALAN
BAGIAN 1
Pemisahan Harta
Peninggalan dan Akibat-akibatnya
Pasal 1066
Tiada
seorang pun diharuskan menerima berlangsungnya harta peninggalan dalam keadaan
tidak terbagi. Pemisahan harta peninggalan itu dapat sewaktu-waktu dituntut,
meskipun ada ketentuan yang bertentangan dengan itu.
Akan
tetapi dapat diadakan persetujuan untuk tidak melaksanakan pemisahan harta
peninggalan itu selama waktu tertentu.
Perjanjian
demikian hanya mengikat untuk lima tahun, tetapi tiap kali lewat jangka waktu
itu perjanjian itu dapat diperbarui.
Pasal 1067
Orang-orang
yang berpiutang terhadap pewaris, demikian pula para penerima hibah wasiat,
berhak untuk menentang pemisahan harta peninggalan. Akta pemisahan harta
peninggalan yang dibuat setelah diajukan perlawanan demikian dan sebelum dilunasi
apa yang selama perlawanan itu tiba waktunya dan dapat ditagih oleh orang yang
berpiutang dan penerima hibah wasiat adalah batal.
Pasal 1068
Melawan
tuntutan hukum untuk mengadakan pemisahan harta peninggalan, dengan alasan
lewat waktu hanya dapat dikemukakan oleh ahli waris atau sesama ahli waris,
yang selama waktu yang diperlukan untuk lewat waktu itu, masing-masing telah
menguasai barang-barang yang termasuk harta peninggalan itu, tetapi tidak
melebihi barang-barang itu.
Pasal 1069
Bila
semua ahli waris dapat bertindak bebas terhadap harta benda mereka dan mereka
hadir, maka pemisahan harta peninggalan dapat dilaksanakan dengan cara dan
dengan akta yang mereka anggap baik.
Pasal 1070
Pemisahan
harta peninggalan tidak dapat diminta atas nama orang-orang yang tidak dapat
bertindak bebas terhadap harta benda mereka, kecuali dengan mengindahkan
ketentuan undang-undang mengenai orang-orang demikian.
Suami,
tanpa bantuan isteri, dapat menuntut pemisahan harta peninggalan atau membantu
penyegelan pemisahan itu dalam hal barang-barang yang termasuk harta bersama.
Mengenai
barang-barang yang menjadi hak isteri sendiri dan tidak termasuk harta bersama,
juga bila antara suami isteri terjadi pemisahan harta, isteri berwenang untuk
menuntut atau membantu melaksanakan pemisahan harta peninggalan, asalkan untuk
itu ia dibantu atau dikuasakan oleh suami atau oleh Hakim.