Pasal 111
Bantuan
suami tidak diperlukan:
1.
bila
si isteri dituntut dalam perkara pidana;
2.
dalam
perkara perceraian, pisah meja dan ranjang, atau pemisahan harta.
Pasal 112
Bila
suami menolak memberi kuasa kepada isterinya untuk membuat akta, atau menolak
tampil di Pengadilan, maka si isteri boleh memohon kepada Pengadilan Negeri di
tempat tinggi mereka bersama supaya dikuasakan untuk itu.
Pasal 113
Seorang
isteri yang atas usaha sendiri melakukan suatu pekerjaan dengan izin suaminya,
secara tegas atau secara diam-diam, boleh mengadakan perjanjian apa pun yang
berkenaan dengan usaha itu tanpa bantuan suaminya. Bila ia kawin dengan
suaminya dengan penggabungan harta, maka si suami juga terikat pada perjanjian
itu. Bila si suami menarik kembali izinnya, dia wajib mengumumkan penarikan
kembali itu.
Pasal 114
Bila
si suami, karena sedang tidak ada atau karena alasan-alasan lain, terhalang
untuk membantu isterinya atau memberinya kuasa, atau bila ia mempunyai
kepentingan yang berlawanan, maka Pengadilan Negeri di tempat tinggal suami
isteri itu boleh memberikan wewenang kepada si isteri untuk tampil di muka
Pengadilan, mengadakan perjanjian, melakukan pengurusan, dan membuat akta-akta
lain.
Pasal 115
Pemberian
kuasa umum, pun jika dicantumkan pada perjanjian perkawinan, berlaku tidak
lebih daripada yang berkenaan dengan pengurusan harta kekayaan si isteri itu
sendiri.